Discover and read the best of Twitter Threads about #DataRaksasa
Most recents (9)
Putriku pagi ini menyelesaikan buku ini. Sejarah & Sains (popular & core).. perlu dipelajari secara extra o/ generasi muda kita di luar pelajaran sekolahnya 
Kemarin saya bicara tentang pentingnya belajar sejarah utk menambahkan #KecerdasanSejarah. Kali ini saya mau bicara ttg pentingnya belajar sains.
Belajar sejarah (yg nantinya diikuti filsafat) perlu utk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis & analitis. Belajar sains (dibarengi belajar matematika) perlu utk menumbuhkan kemampuan berpikir analitis & komputasional (yg ini perlu di masa kini)
Opini publik terbelah dgn beda tipis. Dalam demokrasi, konsolidasi kelembagaan & penguatan nilai kadang berselisih & punya pengikut masing2. Pernah membaca ketegangan 2 pendekatan progresif ini dr disertasi PhD Arif Budiman di @Harvard ttg Sosialisme di Chile
Logika dr perselisihan Konsolidasi Kelembagaan VS Intensifikasi Nilai adalah: pelembagaan menyebabkan nilai2 jd aturan, orientasinya ke
manfaat tangible/terukur. Jika ke penajaman nilai2, spirit terjaga tp kelembagaan terbengkalai & manfaatnya pun intangible
manfaat tangible/terukur. Jika ke penajaman nilai2, spirit terjaga tp kelembagaan terbengkalai & manfaatnya pun intangible
Ini perselisihan klasik di antara pejuang2 demokrasi. Selesaikan dgn kritik dan jawaban kritik yg sehat
Politik Indonesia akan terus spt ini jika konservatif radikalnya terus melakukan gerakan pengacauan cara berpikir dgn mencampuradukkan sains dan sejarah dgn mitos, opini dgn asbun. Hadang dalil mereka dgn dalih kita di manapun & kapan pun
Perkembangan sains & teknologi DI Indonesia (dan sebagian besar wilayah dunia), memang masih berjarak antara Data dgn Mitos. Ada Cerita & Citra yg memisahkannya. Ikhtiar kita: mendekatkan jarak Mitos dgn Data
Namun sebelum Mitos didekatkan dgn Data, ikhtiar yg bisa kita lakukan adalah menarik logika & histori-nya (logika dlm rangkaian tindakan manusianya dlm kurun waktu lampau hingga kini). Di situ pentingnya menyusun dalih (berargumen)
Masyarakat kreatif lahir dr belanja masalah u/ mencari solusi2 baru u/ problem2 lama. Tp masyarakat imajinatif & inovatif, lahir dgn belanja imajinasi. Membayangkan problem2 & peluang2 di masa depan. Itu kebudayaan yg progresif #kbkm2019 #kitamasadepan
Sementara masyarakat yg mandeg terus berkutat di problem2 lama dgn solusi lama yg itu2 saja. Sedikit lebih maju, ada masyarakat pragmatis yg mencari solusi2 baru namun tetap berkutat di problem2 lama #kbkm2019 #kitamasadepan
#HomoDatum bukan cuma manusia yg dituntun data digital dunianya, jg bukan cuma tubuhnya menyimpan data biologis. Tp ia jg menyimpan data digital seluruh semesta DALAM DNA-nya. Langkah jd #HomoDeus. Spt bayi Kresna yg dlm rongga mulutnya terlihat langit & bumi
Dlm mitologi ini, Yashoda melihat bintang2 di langit & peristiwa2 di bumi di mulut bocah Kresna. Sekarang teknologi #Bioinformatika memungkinkan DNA (bukan cuma rongga mulut) tiap orang (bukan cuma Kresna) menyimpan data dunia
Sebenarnya teknologi penyimpanan data dlm DNA ini melegakkan saya. Ada peluang umat manusia lbh setara krn pd hakekatnya tiap manusia (kaya atau miskin, apapun suku & tingkat IQ-nya) punya DNA tempat #DataRaksasa bahkan #DataTakBerhingga dunia bisa disimpan
Di era Digital, kerja manual (fisik) berkurang, kerja intelektual bertambah; di era #Singularitas, kerja intelektual berkurang, instink diasah; di era #SupremasiKuantum, kerja2 ditinggal, cuma mencintai sesama (bedzikir, kata temanku ustadz progresif) #Rumus
#Singularitas masih dlm #Revolusi40 (krn masih dlm batas 3 dimensi ruang & 1 dimensi waktu). #SupremasiKuantum sdh melwati 4 dimensi itu krn kata @DavidDeutschOxf (perintis algoritma komputer kuantum), data yg diolah sdh diambil serentak dr parallel universe
Homo #Sapiens (manusia bijak) awal adalah makhluk pengumpul & peramu makanan. Di era #Singularitas, jd #HomoDatum (manusia data) yg mengumpulkan data. Di era #SupremasiKuantum, data "datang sendiri" dr semesta (parallel universe?) seketika. #HomoDeus?
Jika temanku ada di kubu politik yg berbeda, aku hanya kehilangan dia utk sementara waktu. Tp jika krn itu dia bersikap bodoh, aku kehilangan dia utk selamanya. Mari saling mengingatkan
Bodoh atau cerdas itu BUKAN ttg isi & jumlah pengetahuannya. Tp ttg cara berpikir. Banyak pengetahuan itu spt baskom berisi berjenis2 buah. Paling banter ia jd rujak. Cara berpikir itu spt blender pembuat juice. Buahnya boleh sedikit tp diolah dgn tepat
Di era medsos, banyak tahu itu gak istimewa. Dia cuma manusia refrensial (banyak referensinya yg bisa dia ambil dr google). Yg bisa mengarahkan zaman adlh manusia analitikal & imajinatif. Pengetahuannya boleh jd sedikit, tp yg sedikit diketahuinya itu tepat
Dlm strategi mereka, perempuan cuma dipakai u/ trik2 kotor: Ratna yg disuruh hoax penganiayaan, Neno yg histeris bhw tak ada yg menyembah Allah jika capresnya kalah & ibu2 yg fitnah bhw adzan akan hilang jika @jokowi menang. Begitulah mrk perlakukan perempuan
Anak2 & perempuan yg ditugasi menjalankan trik2 kotor adalah strategi khas teroris atau penculik. Mereka memperlakukan kedua golongan itu sbg tameng/sandera utk menutupi kejahatannya
Jika ada reaksi keras dari pihak lawan (entah lawan politik atau polisi antiteror dlm kasus terorisme), mereka akan dgn mudah menggorengnya bhw lawannya melakukan kekerasan pd perempuan atau anak2
Saya mau menjelaskan fenomena bbrp liberal kosmopolitan dan urban yg dlm pertarungan pilpres kali ini memilih berpihak pd koalisi konservatif radikal. Perlu kujelasin, tuips?
Ada 2 jenis liberal Indonesia yg disorientasi dlm pilpres kali ini. Yg berpihak ke koalisi konservatif radikal krn alasan MENCARI NAFKAH. Saya gak perlu membahas mereka. Gak layak didiskusikan
Jenis liberalis ke 2 yg disorientasi adalah krn alasan masa lalu intelektual pokitik mereka yg tak pernah suka ide2/kelompok politik Soekarnois. Rata2 ini warisan politik PSI..
